Laut
Indonesia merupakan salah satu checkpoint yang paling penting di dunia kapal
selam. Sebagian besar dari perdagangan
global harus melewati Selat Malaka dan perairan dangkal di sekitar pesisir
kepulauan Indonesia.
Situasi
ini membuat Indonesia membutuhkan kapal selam yang memiliki teknologi
Air-Independent Propulsion (AIP) yang memungkinkan kapal selam bisa beroperasi
di dalam laut hingga 3 minggu, pada
kecepatan rendah. AIP membuat diesel-listrik kapal selam sulit terdeteksi.
Pada
kenyataannya Indonesia hanya memiliki 2 kapal selam Cakra yang sudah lawas,
serta beberapa Frigate dan Korvet untuk menjaga wilayah yang luas. Kehadiran
kapal selam yang terbaik akan memperkuat penjagaan wilayah bawah laut
Indonesia, terutama yang hot spot .
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ikut mendorong terciptanya revitalisasi kapal
selam ini.
Indonesia
pun mulai melakukan perburuan terhadap kapal selam dengan kriteria: senyap,
bisa bertahan lebih lama di dalam air dan mematikan. Pada tahun 2007, Indonesia
melakukan tender untuk membeli 3 sampai 6 kapal selam pengganti. Peserta tender
adalah: Perancis, Jerman, Rusia, Korea Selatan dan Turki.
Kriteria
kapal selam yang diinginkan Indonesia ternyata sesuai dengan produk ekspor
terbaru dari Howaldtswerke Deutsche Werft (HDW)- Jerman, yakni U214 yang memiliki sistem AIP, Namun harganya
lebih mahal. Kapal ini juga digunakan
dan dikembangkan oleh Korea Selatan, Turki dan India.
Jerman,
Korea Selatan dan Turki yang mendapatkan angin untuk memenangkan tender kapal
selam yang diinginkan Indonesia. Namun Rusia membuat gebrakan dan telah
menjalin hubungan erat dengan Indonesia, melalui pengadaan berbagai peralatan
pertahanan dalam beberapa tahun terakhir, untuk pengadaan: kendaran tempur,
pesawat, serta Rudal Yakhont P 800/SS-N-26.
Indonesia
menghargai upaya Rusia itu. Apalagi kapal selam improved Kilo 636M adalah
pilihan teknis yang baik untuk lingkungan di Indonesia, dan populer di seluruh
dunia. Beberapa negara terdekat juga telah mengoperasikan kapal selam ini,
termasuk India dan China.
Herald- Australia,
5 September 2007 (Mark Forbes, Koresponden
Jakarta):
INDONESIA
akan menyelesaikan kesepakatan $ 1,2 miliar dengan Presiden Rusia, Vladimir
Putin, besok di Jakarta, untuk mendanai
pembelian kapal selam Rusia, tank dan helikopter. Akuisisi dua kapal selam Kilo
Class yang handal itu, memiliki implikasi strategi yang signifikan dan bisa
mengikis dominasi angkatan laut Australia di kawasan.
Juru
bicara Angkatan Laut Indonesia, Sugeng Darmawan, mengatakan kepada Herald, Indonesia
juga memiliki rencana jangka panjang untuk membeli delapan kapal selam
Kilo baru lainnya dan dan telah dibahas. Perjanjian Besok (6 september 2007) akan memperdalam hubungan
militer Rusia dan Indonesia, demi meningkatkan kemampuan angkatan darat, laut,
dan angkatan udara. Kerjasama ini akan
mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasokan militer AS.
Berdasarkan
kesepakatan itu, Rusia akan memberikan kredit
$ 1,2 miliar untuk membiayai pembelian peralatan militer. Indonesia akan
mengakuisisi dua kapal selam konvensional paling canggih yang dibangun oleh
Rusia, 22 helikopter dan 20 tank.
Langkah
ini akan memicu meningkatnya kekhawatiran tentang perlombaan senjata di
kawasan, dengan China, Jepang dan Australia yang juga terlibat dalam akuisisi
militer berskala besar . Para pemimpin forum APEC , akhir pekan ini akan
membahas pembangunan kekuatan militer yang mengkhawatirkan itu.
Ketua
Pusat studi Pertahanan dan Strategis,
Australia’s national university (ANU) Hugh White mengatakan, pembelian
kapal selam Kilo ”secara signifikan
menyulitkan” perencanaan angkatan laut Australia, karena kapal selam Kilo
Indonesia akan memberikan ancaman nyata terhadap kapal perang permukaan Australia.
“Ini adalah kapal konvensional Rusia berkualitas tertinggi, yang kehadirannya
secara signifikan meningkatkan kemampuan Indonesia,” ujarnya. “Kapal selam itu
memiliki tantangan sangat strategis bagi Australia. Jika terjadi konflik dengan
Indonesia, kapal selam Kilo sangat
mempersulit pergerakan kapal-kapal perang permukaan Australia.”
Pembelian
persenjataan skala besar yang terus berlanjut di kawasan ini, mengikis
keunggulan Angkatan Udara dan laut Australia,
meskipun Australia telah meyiapkan dana $ 10 miliar untuk pengadaan
kapal perang destroyer (Air Warfare Destroyer).
Lembaga
Pertahanan Australia merencanakan untuk memiliki kapal perusak (destroyer) demi
melindungi kekuatan militer yang berada di lepas pantai.
Laksamana
Pertama Darmawan mengatakan angkatan laut Indonesia sedang mengusulkan armada
10 kapal selam dan 260 kapal permukaan dalam jangka panjang.
Presiden
Vladimir Putin dan Susilo Bambang Yudhoyono akan menyaksikan penandatanganan
kesepakatan besok (6 September 2007),
ujar Juru bicara Kementerian
Pertahanan Indonesia, Edy Butar Butar.
Ini
adalah kunjungan pertama pemimpin Rusia ke Indonesia dan kedua pemimpin akan
mengadakan pembicaraan meliputi banyak aspek, sebelum melakukan perjalanan ke
Sydney untuk KTT APEC. Keduanya akan
medorong Peningkatan perdagangan serta hubungan militer.
Brigadir
Jenderal Butar mengatakan kesepakatan itu akan mengurangi ketergantungan
militer Indonesia di AS. (Rompies Karuni).
Lima
hari setelah pertemuan antara Presiden Vladimir Putin dengan Susilo Bambang
Yudhoyono muncul berita: Voice of
America (Sept 11/07) – Indonesia-Russia Arms Deal Raises Concern.
Negara-negara
di kawasan seperti Jepang meminta Indonesia untuk menjelaskan niatnya. Apakah
Indonesia hanya membeli pengganti usang peralatan dan diversifikasi pemasok
kapal selam? Apakah Indonesia hendak menempatkan diri secara mencolok di tengah
perlombaan senjata yang relatif tenang di Asian ? Atau Keduanya ?.
www.defenseindustrydaily.com
30 Juni 2011:
Presiden
Vladimir Putin mampir ke Indonesia untuk finalisasi pinjaman 1,2 miliar USD
sebagai bagian dari kerjasama pertahanan dan untuk meningkatkan hubungan
ekonomi. Indonesia pun menambah pembelian jet tempur flanker family SU-27/30 seharga 335 miliar USD.
Juru
bicara Kemhan (saat itu) Edy Butar Butar mengatakan kepada Reuter, tidak ada bank yang mau menyelesaikan
perjanjian tersebut. Rusia mengambil inisiatif dengan membuka paket kredit
pertahanan itu selama 15 tahun ke depan.
Paket
kredit untuk kapal selam tidak bisa dialihkan untuk alutsista lainnya. Adapun
yang termasuk dalam daftar belanja adalah: 2
SSK Kilo Class attack submarines, 20 armored vehicles, serta 15-22
helicopters.
Komentar President SBY:
“We want to
diversify the sources of our equipment. Russia is offering us a generous
package, and Russia also does not attach any conditions whatsoever. Russia is
all business and does not attach any political conditions and that is the way
we like it, and that is why we took up the offer.”
Sejak
munculnya kekhawatiran Australia dan Jepang atas pembelian kapal selam Kilo
oleh Indonesia, up date berita tentang pembelian dua kapal selam itu tidak lagi
terdengar.
Namun
yang jelas, barang-barang yang masuk ke dalam daftar belanjaan itu sudah
berdatangan ke Indonesia: Tank BMP-3, Helikopter Mi35 dan Mi17, Sukhoi SU27/30.
Bagaimana
dengan 2 KS Kilo ? Tidak jelas. Namun kontrak itu telah ditandatangani oleh
Presiden Rusia Vladimir Putin. Wikipedia Rusia memasukkan Indonesia sebagai
operator 2 KS Kilo, type 636M. Namun kepemilikan itu masih dibubuhi tanda
tanya, dalam artian perlu verifikasi lebih lanjut. Beberapa wikipedia berbahasa
non-latin, juga mencantumkan Indonesia sebagai pemilik 2 KS Kilo Rusia. Antara
lain wikipedia berbahasa Korea.
Begitu
pula dengan situs www.defenseindustrydaily.com . Situs ini meyakini Indonesia
memiliki KS Kilo atau setidaknya berencana ke arah sana.
2 Agustus 2012:
Indonesia
memesan memesan 3 kapal selam jenis U-209 dengan sistem internal kapal yang
sepenuhnya modern. Pilihan itu dianggap efektif dan berbiaya rendah. Jenisnya
diperkirakan antara U209/1200 atau
U209/1400.
Menteri
Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan Indonesia resmi menandatangani
kontrak 3 kapal selam Korea Selatan yang
baru, di bawah skema transfer teknologi. Kapal selam baru pertama akan dibangun
oleh Daewoo di Korea Selatan, dengan menghadirkan personil Indonesia dan pelatihan. Pada tahap kedua akan dilakukan kolaborasi
antara Daewoo dan PAL Indonesia. Tahap ketiga akan dibangun di Indonesia.
Biaya
tidak diungkapkan, namun istilah-istilah itu bisa menjelaskan kenaikan
harga. Jakarta Globe: Kenaikan harga $
300 juta USD.
Pertanyaannya
adalah apakah ketika memasuki tahun 2024, dua KS Cakra masih bisa beroperasi
atau harus dikandangkan karena faktor usia. Meski kedua KS Cakra telah
di-upgrade di Korea Selatan, namun lambung kapal selam memiliki batas usia (lifetime), akibat tekanan air saat kapal
naik dan turun di dalam laut. Bisa jadi saat batas waktu MEF tercapai, jumlah
kapal selam Indonesia kembali berkurang bahkan
bisa mendekati angka awal.
Rapat
Kemenhan tanggal 9 Januari 2013 memutuskan untuk kemungkinan memajukan target
MEF menjadi tahun 2019. Kok percaya diri banget ?. Ada apa ?
Kapal
jenis sub HDW yang dipesan Indonesia ke Korea Selatan, juga
diproduksi oleh Turki. Turki yang paham dengan proyeksi kapal selam Indonesia
terus mengajukan penawaran meski Korea telah memenangkan tender 3 kapal selam.
19 Maret 2012:.
Kenaikan Harga Turki Hurriyet Daily News :
Korea
Selatan Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering mengumumkan telah
memenangkan kesepakatan Indonesia sebesar $ 1,1 miliar untuk tiga kapal selam
U209. Tetapi secara sepihak perusahaan Korea meminta pembayaran tambahan
menjadi $ 1,4 miliar. “Sementara itu, kami memberikan tawaran terbaik kami
untuk Indonesia pada 7 Februari. Sekarang kita sedang menunggu keputusan
mereka, “kata pejabat Turki kepada Hurriyet Daily News. ”Kami pikir kami
memiliki kesempatan.”
20
Maret 2012: Turki Hurriyet Daily News melaporkan Indonesia telah menghibur
Turki atas hilangnya tender kapal selam baru-baru ini, yang Turki tampaknya
hilang karena mereka tidak menawar dalam batas waktu yang ditentukan.
Panglima
TNI Laksamana Agus Suhartono ternyata membahas tender kapal selam masa depan
(2024) yang melibatkan U214 subs di mana galangan kapal Turki sedang membangun
kemitraan dengan HDW Jerman.
Korea
Selatan juga membangun U214s dengan HDW dan siap untuk bersaing. Setiap tender
Indonesia mendatang masih akan menarik. Indonesia dan Turki sedang menjajaki
kontrak $ 100 juta untuk membangun radio militer dan rencana pembuatan “rudal”
yang dirancang oleh Roketsan (kemungkinan 122mm dan 300mm roket, atau dipandu
CIRIT 70mm roket), dan kemungkinan APC
FNSS Pars 8 × 8 APC. Malaysia
telah membeli Pars.
Wikipedia melansir,
Indonesia juga memesan kapal Selam 209 ke Turki:
In
December 2011, Daewoo won a contract to build Indonesia three 1,400-ton Chang
Bogo-class submarines for $1.07 billion. Construction of the submarines will
start in January 2012 for delivery by 2015 and 2016, for commissioning in the
first half of 2018. They’ll be equipped with torpedoes and guided missiles. The
submarines are described to be Korea’s original model, bigger and more advanced
than Indonesia’s refurbished Type 209/1300. Initially the offered submarines
were going to be in-service ROKN submarines. The sale will be done without the
involvement of German companies. South Korea is currently the only country
outside of Germany independently offering the Type 209 for sale.
Indonesia
was also offered two license built Type 209 submarines manufactured by a group
of Turkish (SSM – Undersecretariat for Defense Industries) and German companies
(HDW/ThyssenKrupp), a deal reported to be valued at $1 billion. SSM was also
offering the leases of Type 209 submarines until new submarines could be
completed. The offer has since been
superseded by the DSME submarine contract.
Tawaran
Turki sangat menggiurkan karena (bersama HDW Jerman) akan memberikan lisensi
perakitan U-209 serta dipinjamkan kapal selam sampai perakitan kapal selam
selesai. Turki juga menawarkan pembangunan Roket dengan rancangan Roketsan.
U209/1400 Turki
Berbagai
pesan Indonesia tentang kapal selam akhir-akhir ini:
3 Oktober 2012:
Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News):
Pangkalan
kapal selam TNI AL di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, akan selesai dibangun pada
akhir 2012, dan segera beroperasi.
“Pada
awal 2013, kapal selam dari Armatim (Armada RI Kawasan Timur) sudah bisa
singgah di Teluk Palu,” kata Komandan Pangkalan TNI AL Palu, Kolonel Pelaut
Boedi Oetomo, di Palu, Rabu.
30 Juli 2012: Pakta
Kerjasama.
Indonesia
dan Singapura menandatangani perjanjian penyelamatan kapal selam. Hal ini
penting bagi kedua belah pihak. Singapura memiliki layanan kapal selam yang
jauh lebih maju, sehingga keahlian mereka akan bermanfaat bagi Indonesia. RSN
ini juga akan menguntungkan diri mereka sendiri, dengan memperluas zona bantuan
sepanjang rentang yang sangat luas laut antara Samudra Hindia dan Pasifik.
Bisa
jadi Indonesia menyiapkan suplai kapal selam dari 3 negara: Rusia, Korea
Selatan dan Turki.
Melalui
Turki dan Korea Selatan, Indonesia akan belajar dan mendapatkan lisensi membuat
U-209. Sementara lewat Rusia Indonesia mendapatkan kapal Selam Kilo Class,
karena masa kreditnya diperpanjang 15 tahun.
Salah satu anggota DPR sempat mengatakan deal pembelian kapal selam dari
Korea, mundur 4 tahun dari 2007.
Dengan
kondisi ini bisa jadi TNI terlihat percaya diri untuk memajukan MEF dari tahun 2024 menjadi 2019.
Dengan
asumsi itu hingga tahun 2018 diperkirakan Indonesia akan mendapatkan 8 kapal
selam baru, 6 dari Korea Selatan dan Turki, serta 2 dari Rusia.
Jangan-jangan
sudah ada kapal selam yang memasuki masa
ujicoba sehingga TNI AL buru-buru membangun pangkalannya di Palu. Alutsista
kategori strategis memang selalu terlihat abu-abu dan mengundang misteri
(JKGR).
thx
jakartagreater.com