TNI AL kembali
mendapatkan tambahan alusista dengan diserahkannya Kapal Cepat Rudal (KCR) 40
KRI Kujang oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada Panglima TNI Agus
Suhartono di Batam. Kapal Cepat Rudal 40 adalah kapal cepat kedua yang dibuat
oleh putra-putri Indonenesia, dengan biaya Rp 75 miliar per unit. Tahun 2014
ditargetkan TNI AL akan menerima 14 unit kapal serupa.
KCR ini memiliki
spesifikasi panjang 40 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem
propulasi fixed propeller 5 daun. KCR 40 mampu berlayar dengan kecepatan 30
knots, serta dilengkapi dengan meriam caliber 30 mm, dilengkapi enam laras
sebagai close in Weapon System (CWS), atau system pertempuran jarak dekat dan
rudal anti kapal buatan Cina C-705. rudal untuk sasaran permukaan C 705 akan
diproduksi bersama Indonesia dan China.
C-705 mempunyai
jangkauan tembak antara 75-80 Km tanpa roket booster, sedangkan bila
ditambahkan roket booster jangkauan bisa terdongkrak hingga 170 Km. Dilihat
dari jangkauannya, C-705 bisa disebut pula sebagai rudal lintas cakrawala (over
the horizon). Untuk urusan kecepatan, meski tak diketahui persis informasi
kecepatan luncurnya, banyak disebutkan C-705 masuk dalam kategori rudal high sub
sonic.
Dengan bobot hulu ledak
110 Kg, C-705 dipersiapkan mengkandaskan kapal perang lawan yang berbobot
hingga 1.500 ton. Daya hancur yang dihasilkannya mencapai 95,7%, ideal untuk
menenggelamkan kapal. Konfigurasi rudal dipasangkan pada platform kapal patroli
dengan bobot antara 50 – 500 ton. KRI Clurit memiliki bobot 250 ton.
KCR-40 terbuat dari baja
khusus bernama high tensile steel pada bagian lambung, yang diproduksi oleh PT
Krakatau Steel. Bagian atas menggunakan aluminium alloy untuk menjaga stabilitas
dan kecepatan ketika berlayar.
“Kapal ini digunakan
untuk menjaga perairan Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan,” kata
Panglima TNI Agus Suhartono di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, usai acara serah
terima KCR 40.
http://jakartagreater.com